Selasa, 05 April 2016

Ban Meletus (kempes mendadak)

Ban yang meletus atau kempes mendadak pada saat mobil dalam kecepatan tinggi sangat berbahaya, perlu tindakan yang tepat agar tidak terjadi kecelakaan. Artikel ini saya tulis berdasarkan pengamatan yang saya lakukan pada video-video berikut:

Hal yang perlu dilakukan pada saat ban meletus dalam kecelakaan tinggi (di atas 60 km/jam):
Pertama: Jangan injak pedal rem secara mendadak (rem panik), jauhkan kaki dari pedal rem, karena hal ini akan mengakibatkan mobil tidak terkendali (spin ataupun terguling):
Sedan berputar karena rem mendadak [1] <-- youtube direct link


Jeep yang berguling (flip) [2] <-- youtube direct link

Pada video pertama sedan berputar (spin) setelah direm secara mendadak, ini adalah kelebihan dari sedan yang tidak mudah terguling, karena kendaraan rendah dan lebar (lebar > tinggi), berbeda dengan kendaraan yang lebih tinggi (Jeep, MPV, SUV, Truk, Bus), kendaraan ini lebih mudah terguling. Pada video tentang Jeep di atas setelah mobil menepi, kemudian mobil direm mendadak (ada suara rem), mobil tidak terkendali, keluar dari aspal dan kemudian terguling.

Kedua: Jangan langsung menepi (keluar dari aspal/beton) pada kecepatan tinggi atau jangan berpindah jalur pada kecepatan tinggi, sebaiknya usahakan mobil tetap lurus. Menepilah setelah kecepatan berkurang (dibawah 40 km/jam). Menepi pada kecepatan tinggi meningkatkan probalilitas mobil keluar dari aspal/beton. Mobil lebih sulit untuk dikendalikan bila di atas tanah atau rumput, karena ban yang terpasang tidak didesain untuk bekerja maksimal selain di atas aspal/beton (terutama dalam kecepatan tinggi), sebagaimana dapat dilihat pada video di bawah ini:

Ketiga: Kendalikan kendaraan dengan menginjak pedal gas (hanya sesaat sampai mobil terkendali), kemudian lepas pedal gas perlahan-lahan, ATAU langsung lepas pedal gas. Ada perbedaan pendapat pada poin ketiga, yaitu apakah injak terus pedal gas sampai mobil terkendali kemudian baru dilepas (perlahan-lahan), ATAU langsung lepas pedal gas, tapi pada intinya jangan injak pedal rem secara mendadak (rem panik). kedua perpedaan pendapat tersebut dapat dilihat pada video dan komentarnya berikut:


Mengendalikan Truk Bila Ban Meletus [5] <-- youtube direct link

Pada video berikutnya anda bisa melihat mobil sport (sedan) dalam kecepatan yang sangat tinggi (327 km/jam) yang selamat karena tidak menginjak rem secara mendadak (rem panik) dan tidak menepi (keluar dari aspal) dalam kecepatan tinggi, sehingga mobil tidak berputar (spin) dan juga tidak terguling.

Kerusakan yang ditimbulkan [7]

Setelah mobil sport ini berhenti ban hilang dan hanya tersisa velg, jauh lebih baik dibanding bila terjadi spin kemudian berbenturan dengan mobil lain/pembatas jalan, kelebihan lain dari mobil jenis ini adalah diameter velg yang besar dan ban yang tipis, sehingga diamater velg dan diameter ban tidak berbeda jauh yang tentunya akan berpengaruh besar dalam pengendalian mobil bila ban meletus.

Note:

  1. Semua yang saya tulis di atas hanyalah teori yang perlu dilatih untuk menimbulkan refleks yang tepat saat mengalami ban meletus dalam kecepatan tinggi, hal yang tidak mungkin dilakukan kecuali anda adalah seorang pembalap yang dilatih untuk meminimalkan akibat kecelakaan.
  2. Bila ban depan meletus akan terasa di roda kemudi (stir), bila ban belakang meletus akan terasa pada kursi anda.
  3. Anda dapat melihat video yang lain dengan kata kunci "tire blowout" [7]
  4. Saat mengendari motor, saya pernah mengalami ban meletus (ban belakang), di perempatan harmoni, dari jalan Veteran  menuju Jalan Gajah Mada, saat itu kecepatannya sekitar 40 - 50 km/jam, refleks saya adalah saya tidak berani berbelok, hanya mengerem pelan-pelan, berhenti di depan harmoni plaza, bersyukur saat itu tidak jatuh, tentu dapat dimengerti karena ban yang digunakan bukan ban tubeless, saat terkena ranjau paku ban dalam bisa langsung robek dan kempes.
  5. Pada video terakhir ada yang berkomentar bahwa di Jerman 200 Mph adalah legal, tentu berbeda dengan di negara kita.

Referensi:
[1] https://youtu.be/lHYt6KC5ZYc
[2] https://youtu.be/T2fdl6eeXpk
[3] https://youtu.be/9LkLeljt4t0
[4] https://youtu.be/lkwOE1yKY5c
[5] https://youtu.be/8znCgvHMb-g
[6] https://youtu.be/AlhgZaR30A0
[7] https://a-a.d-cd.net/7a2e792s-960.jpg
[8] https://www.youtube.com/results?search_query=tire+blowout


Jumat, 18 Maret 2016

Avanza Matic

Mobil matic berbeda dengan mobil manual, sebagaimana motor matic berbeda dengan motor manual, tapi ada hal mendasar yang membedakan mobil matic dan motor matic. Perbedaannya adalah pada mobil matic masih ada tindakan untuk menggeser tuas porseneling (Parkir, Mundur, Netral dan Maju) perbedaan lainnya yaitu pada perlakuan PEDAL REM pada saat Maju atau Mundur, kesalahan dalam pemahaman rem dapat mengakibatkan kepanikan dan kemungkinan kecelakaan seperti pada video berikut:


Dari komentar video tersebut (copas)
  • Si bapak: gak mahir mobil matic, tapi mahir parkirin mobil (makanya dia langsung ambil alih kemudi).
  • Si anak: udah mahir mobil matic, tapi gak mahir parkir (dari awal video udah kelihatan bingung memposisikan mobil utk masuk di slot parkir yg kosong).

Apabila benar komentar di atas, kemungkinan besar yang terjadi adalah:
Mobil matic kalau porsenelengnya "R", kemudian dilepas remnya, mobil akan jalan (berbeda dengan motor matic ), sopirnya panik, karena kakinya sudah di atas gas, dia malah injek gas, kemudian dia ubah ke "D" injek gas lagi

Jadi yang perlu dipahami adalah selain parkir "P" atau neutral "N", saat pedal rem dilepas maka mobil akan bergerak pelan, walaupun pedal gas tidak diinjak, jadi sebaiknya lepas pedal rem pelan-pelan, kecuali anda menghendaki akselerasi yang cepat. Sebagaimana dapat dilihat pada video berikut (penjelasaan saat macet dan mundur):


Avanza Matic (Grand New Avanza) menggunakan Gate Type, Pada Avanza matic tidak terdapat tombol pada tuas porseneling, jadi saat memindahkan cukup injak rem dan geser tuas porseneling, kecuali bila mesin mati maka ada tombol khusus untuk memindahkan porseneling. Penjelasan lebih detail dapat di baca pada brosur di bawah ini:





Referensi: